Sabtu, 10 April 2010
pantun lucu dan jenaka
Ditengah-tengah bunga melati
Saya bingung kamu pun bingung
Kenapa ada bunga melati
Anak ayam turun ke bumi
Induk ayam naik kelangit
Anak ayam nyari kelangit
Induk ayam nyungsep ke bumi
Nyanyian Sukma
Selasa, 06 April 2010
tugas kelompok bahasa
1.Anggraini.Afandi
2.Deny. Priyadi
3.Galvani.Riski.A
4.Kresna.Dwi.Saputra
5.Resty.Yunita
6.Sepdila.Rusmio
7.Septian.WT
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif.
Penalaran Deduktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Penalaran Induktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial
Korelasi Penalaran Deduktif dan Induktif
kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
* Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
* Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Jumat, 26 Februari 2010
Penalaran Induktif
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
contoh penalaran induktif :
Tes penalaran induktif mengukur kemampuan yang penting untuk menyelesaikan masalah. Tes tersebut juga disebut tes penalaran abstrak atau tes gaya diagramatik. Tes penalaran induktif mengukur kemampuan untuk secara fleksibel menangani informasi yang tidak dikenal dan menemukan solusi. Orang yang nilainya baik dalam tes ini memiliki kemampuan besar untuk berpikir baik secara konseptual maupun analitikal.
"Pentingnya Belajar Bahasa Indonesia Sejak Dini"
Pada bahasan ini akan disajikan pembahasan mengenai pentingnya belajar Bahasa Indonesia sejak dini. Ketika kita memutuskan untuk mendaftar sebagai seorang murid pada sekolah tertentu,tentu kita akan langsung bertemu dengan pelajaran bahasa indonesia. Entah itu pada bangku sekolah dasar, smp,sma maupun perguruan tinggi(universitas). Mengapa kita perlu tahu pelajaran bahasa indonesia sejak dini, karena pelajaran ini membahas tentang bahasa sehari-hari yang kita gunakan untuk bercakap-cakap pada seseorang baik di lingkungan tempat tinggal kita,sekolah atau kantor dan lain-lain.
Perkembangan arus informasi dan teknologi sekarang ini memang sangat dahsyat sehingga banyak sekali orang-orang Indonesia yang memakai bahasa sehari-hari mereka yaitu bahasa indonesia tidak pada tempatnya dan juga pemakaiannya tidak benar, mungkin itu semua dampak dari masuknya kebudayaan lain seperti negeri barat yang membuat kita sebagai warga negara Indonesia menjadi sedih karena bahasa nasionalnya diucapkan atau dilafazkan dengan salah dan tidak pada tempatnya.
Pantun
Kiri kanan jurang mulu
Bikin hati jadi ngilu
Kalau mau disayang guru
Harus jaga perilaku
Itu anak pake kacamata
Dibeliin sama bapaknya
Kalau kita mau setia
Harus sayang orang tua
Mancing ikan di kali
Umpannya pake roti
Kalau kita sering berbagi
Bikin orang engga ngiri
Rabu, 24 Februari 2010
Permohonan Ku
Bilanya Tuhan berikan aku 1 permohonan cinta
Kan Ku pinta cinta dari dia lalu ku simpan
Dalam hati yang terkunci rapat
Sehingga tak seorang pun dapat merebutnya
Akankah itu hanya mimpi tapi bukankah mimpi
Itu dari harapan yang sulit di dapat di dunia nyata
Yang membuat kita beranggan-anggan
Tuk dapat jadikan kenyataan
Maukah kau mewujudkan mimpi dan khayal itu
Sehingga menjadi nyata
Bagi kita berdua
Andaikan waktunya tiba
Sekarang mimpi itu
Bisa jadi kenyataan
Tuk dapat mencintai kamu
Selamanya....
Mau kah kau menjadi milikku
Dan mewujudkan mimpi-mimpi
Indah kita.....